Apa yang Membuat Pemohon Datang Menggunakan Ambulance dan Tempat Tidur Pasien?

​Pemandangan tak biasa menyelimuti Layanan Hari Sabtu (Larisa) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bantul pada 11 Oktober 2025. Di saat kebanyakan warga menikmati libur akhir pekan, petugas Dukcapil dikejutkan dengan kehadiran dua warga dari Palbapang dan Gilangharjo dalam kondisi yang membuat hati terenyuh.


​Mereka datang ke kantor Disdukcapil bukan dengan langkah kaki, melainkan dengan kursi roda bahkan satunya dengan tempat tidur dorong (stretcher) yang dibawa menggunakan ambulans. Kondisi keduanya yang sudah lanjut usia dan tengah berjuang melawan stroke membuat mereka tak memungkinkan untuk duduk, apalagi berjalan sendiri.


Di balik kedatangan yang "ekstrem" ini, tersimpan sebuah urgensi yang dalam. Menurut Purwanto, salah satu perwakilan keluarga, mereka ini harus segera mengubah tanda tangan di dokumen kependudukan menjadi cap jempol. Hal ini dilakukan karena penyakit stroke yang diderita membuat tangan mereka tak lagi bisa membubuhkan tanda tangan dengan sempurna. Imbasnya, mereka tidak bisa lagi mengakses layanan perbankan. Salah satu kebutuhan penting di usia senja.


​Sebenarnya, Disdukcapil Bantul telah berupaya maksimal dengan "jemput bola", mendatangi langsung ke rumah untuk proses perubahan tanda tangan tersebut. Namun, karena kendala teknis yang tak terhindarkan, seperti hambatan di sistem dan keterbatasan alat, proses perubahan tanda tangan tidak bisa dilakukan di lokasi.


​"Akhirnya kami memilih datang langsung ke Dinas Dukcapil di hari Sabtu," ujar Purwanto saat menjelaskan mengapa memilih langsung membawa kerabat mereka ke kantor Disdukcapil di hari Sabtu, meskipun harus menggunakan mobil pribadi dan ambulans.


Petugas piket Larisa Disdukcapil Bantul tak membuang waktu. Mereka bergerak cepat, memprioritaskan kedua warga sepuh dan disabilitas ini tanpa harus mengantre. ​"Terima kasih kepada Dinas Dukcapil Bantul atas pelayanan yang luar biasa, kepada keluarga kami yang sudah sangat sepuh dan disabilitas. Alhamdulillah pelayanan di kantor sangat luar biasa," pungkas Purwanto dengan mata berkaca-kaca.

 

Ada kehangatan, empati, dan kemanusiaan yang hadir di balik meja pelayanan. Inovasi Larisa yang digagas Disdukcapil Bantul bukan sekadar membuka loket tambahan di akhir pekan, melainkan membuka ruang kepedulian bagi mereka yang tetap ingin dilayani meski di tengah keterbatasan.

 

Hari itu, tempat tidur memang masuk ke kantor Dukcapil. Tapi yang benar-benar “hadir” bukan hanya pasien di atasnya, melainkan juga semangat pelayanan yang tak mengenal batas ruang, waktu, dan kondisi. Karena bagi kami, setiap warga berhak mendapatkan pelayanan terbaik, tanpa terkecuali. (ocd)